SEKEPING HATI YANG RETAK
‘Hati, kenapa kamu rapuh?” pertanyaan yang sama juga aku
coba tanyakan pada angin yang menderu sore itu. Namun tak sehembusan angin pun
menjawabnya. “Kemelut seperti itu saja
sudah membuatmu tergores. Semestinya tidak boleh seperti itu. Kamu harus tegar
menghadapi badai kehidupan ini. Bukan kah dari dulu kamu sudah merasakan
seperti ini, bahkan pernah lebih parah dari ini. Namun akhirnya badai pun berlalu
dikikis oleh sang waktu yang berputar”. Ujar diri pada sore itu.
Roda kehidupan terus berputar sesuai kehendakNYA. Begitu pun Hati, yang merupakan pengendali semua tingkah manusia ini juga diatur olehNYA. Hati yang meronta dan tergores oleh hati-hati yang tak bertanggung jawab. Semakin dirasa goresan-goresan itu semakin merana dan membuncah. Tapi kepada siapa diri ini akan melabuhkan semuanya kalau tidak kepadaMu ya Rab.
Sore itu mendung hitam seolah menemani kegalauan diri ini. Pertanyaan
terbesar yang terbesit di hati adalah kenapa dan mengapa? Apakah diri ini
terlalu sombong atau kah karena mereka memiliki hati yang tidak terawat? Atau kah
diri ini adalah pendosa sehingga Penguasa alam ingin agar diri selalu bertobat
kepadaNYA.
“taarrr” suara petir menggugah lamunan sang hati. Seolah-olah
sang petir membisikkan sesuatu bahwa semua yang dipikirkan kadang tidak sesuai
dengan apa yang terjadi. Sama dengan petir yang menyambar namun tidak berarti
harus hujan seperti suasana sore itu. Mendung hitam menyelimuti namun tidak
setetes air pun Engkau tumpahkan ke bumi. Ya Rab jadikanlah keretakan hati ini
menjadi penebus atas dosa-dosa dan retak yang membangkitkan hati-hati suci nan
sabar dan tegar yang teduh. Dambaan semua manusia di bumi.
Semakin renyah dari http://www.batmanteacher.com/
BalasHapusSiap Bu ketua
BalasHapusLuar biasa.. keren bana.
BalasHapus